Sutradara | Rako Prijanto |
---|---|
Produser | Chand Parwez Servia |
Pemeran | Adipati Dolken Maudy Ayunda Surya Saputra Agus Kuncoro Kinaryosih Geccha Qheagaveta |
Distributor | Kharisma Starvision Plus |
Tanggal rilis | 9 Februari 2012 |
Durasi | ... menit |
Negara | Indonesia |
Kita punya pilihan buat jalanin hidup. Tapi kita nggak punya pilihan, buat mati..."
VINO (Adipati Dolken) tidak terlalu dekat dengan keluarga apalagi setelah papanya, AMIR (Surya Saputra) bangkrut akibat ditipu rekan bisnisnya hingga mereka pindah dari perumahan elite ke rumah kontrakan di gang. Mamanya, MIRNA (Kinaryosih) justru kabur dari rumah, bahkan tega meninggalkan, WINA (Geccha Qheagaveta), putrinya yang berusia 5 tahun.
Suatu ketika Wina terjatuh di kamar mandi dan dari hasil rontgen Wina diharuskan menjalani operasi, kalau tidak kakinya infeksi dan harus diamputasi. Wina membutuhkan transfusi darah karena pendarahan, sementara golongan darah Wina cukup langka; A rhesus negatif. Vino yang mempunyai golongan darah yang sama, mengajukan diri. Saat itulah, CALO (Agus Kuncoro) yang sedang mencari pendonor jantung mendengar hal itu menawari Vino untuk menjadi pendonor jantung karena ada resipien (calon penerima jantung) yang golongan darahnya sama dengan Vino
Di rumah sakit itu pula Vino berkenalan dengan MURA (Maudy Ayunda). Sejak Sejak itu Vino merasa hidupnya berwarna. Vino yang awalnya sempat putus asa hingga bertransaksi dengan Calo, mulai goyah. Ia tidak mau mendonorkan jantungnya namun hal itu membuat CALO malah memnbocorkan rahasia si penerima donor. Dan mendadak Vino dihadapkan dalam sebuah pilihan kehidupannya.
REVIEW
Sebuah drama dengan warna yang berbeda dari Rako Prijanto yang telah berhasil membawa Merah itu Cinta dengan amat baik. Penuturan kisah ini agak sedikit berbeda tapi masih kental dengan nuansa drama ala Indonesia yang mengangkat penyakit, sebuah rahasia, serta pengorbanan. Memang rata-rata film drama yang ada membicarakan banyak tentang hal demikian. Tinggal bagaimana si sutradara dan penulis naskah membentuknya kearah mana film yang dibuat. Dan Rako telah membawa Malaikat Tanpa Sayap kearah yang benar.
Ketika bicara film drama biasanya akan banyak ekspektasi tentang adanya cerita yang lambat, atau kisahnya yang klise. Malaikat Tanpa Sayap mengambil mengolah ekspektasi yang demikian ke porsi yang tidak berlebihan. Artinya Malaikat Tanpa Sayap punya cerita yang hamper rata-rata sama dengan drama yang lain bedanya porsi klimaks ceritanya diataur dengan sangat baik. Banyak film drama yang memberikan inspirasi dalam pemikiran ataupun banjir dengan quote manis sepanjang film. Hal ini malah tidak berlaku untuk film Malaikat Tanpa Sayap. Scriptnya dialurkan dengan cerdas dan quote-quote manisnya dibuat seperti rayuan normal tanpa harus terlihat berlebihan. Dalam segi ini full shot yang dilakukan oleh Rako pun terlihat indah dan anggun sepanjang film ini.
Plot pemaparan cerita dituturkan oleh Rako kedalam gambar dengan porsi yang tidak banyak memainkan angle kamera. Beberapa drama remaja sebelum ini banyak angle kamera menempatkan posisinya pada posisi indah namun memaksakan moody adegan. Tapi Rako malah memberikan eksekusi tampilan yang anggun dengan porsi penempatan angle kamera stabil. Bahkan Rako hanya memberikan angle close up pemeran utama pada adegan intens film ini. Hal ini malah sangat jauh berbeda dengan sineas drama lain yang banyak memainkan angle yang indah tapi sering kali membuat pusing penonton lantaran terlalu sering berputar atau bermain-main dengan dolly. Intinya Rako telah membawa tampilan Malaikat Tanpa Sayap dengan sedrhana tapi ia tetap membuktikan bahwa kesedrahanaan bisa menjadi special.
Bicara pemain Adipati Dolken memiliki banyak kemajuan dalam film layar lebar. Setelah sebelumnya terlihat Annoying dalam film Putih Abu Abu dan Sepatu Kets dan Pocong Keliling, Adipati menunjukkan dirinya pantas diperhitungkan sebagai actor berbakat layar lebar. Tidak tanggung-tanggung Adipati yang sebelumnya selalu terlihat sebagai cowok cool, kini ia bisa menjadi pemuda bermasalah dengan dandanan yang urakan tapi tetap pas dan terlihat menarik. Disisi lain pasangan Adipati di film ini Maudy Ayunda bermain dengan porsi aman. Untung saja Maudy berperan dengan sangat sederhana hingga lebih menimbulkan banyak kesan untuk peran Maura. Sedikit saja Maudy berperan lewat dari garis, mungkin film ini akan menjadi Surat Kecil Untuk Tuhan season baru. Paduan antara Maudy dan Adipati sangat memberikan banyak kesan dan moment manis pada setia adegannya. Tidak berlebihan, itulah kata-kata yang tepat untuk kombinasi keduanya. Surya dan Adipati pun demikian adanya. Chemistry yang dibentuk oleh Bapak dan Anak (di film ini) terolah dengan baik lewat mereka berdua.
Editing yang stabil serta pemilihan scoring dan soundtrack (Malaikat Juga Tahu oleh Dewi Lestari) yang cukup membuat mood penonton ketingkat galau telah menjadikan Malaikat Tanpa Sayap sebagai film Valentine terbaik tahun ini. Ceritanya lugas sarat akan pemikiran yang mendalam antara bapak, anak dan kekasih. Dan pantas disandingkan dengan drama-drama lainnya yang kuat seperti Love Story, Heart, dan sebagainya. Bahkan spoiler yang ada di main poster pun tidak membuat film ini kekurangan poin unggulannya.
Kalau Kalian ingin Download Film ini, Silahkan Klik Tulisan di Bawah ini:
Download CD 1
Download CD 2
sumber: ganool.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar